Waerebo Village
Desa wisata Waerebo terletak di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, berabatasan langsung dengan Taman Nasional Komodo. Berada sekitar 1.100 mdpl, Waerebo merupakan sebuah desa terpencil yang dikelilingi pegunungan dan panorama hutan tropis lebat di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores. Waerebo kini telah tumbuh menjadi tujuan favorit untuk ekowisata. Pada Agustus 2012 Kampung adat Waerebo meraih Award of Excellence, anugerah tertinggi dalam UNESCO Asia-Pacific Awards for Heritage Conservation 2012 di Bangkok
Kampung adat Waerebo sering juga disebut surga diatas awan, menawarkan keindahan alam dan aristektur rumah adat berbentuk kerucut yang sangat unik, dalam bahasa lokal menyebutnya Mbaru Niang.
Sejarah berkembangnya pariwisata di Waerebo.
Aktivitas Wisata
Saat wisatawan berkunjung ke Waerebo melakukan beberapa aktivitas wisata seperti berinteraksi dengan masyrakat kampung, hidup berbarengan dengan masyarakat kampung 1 sampai 2 hari, belajar mengenai adat dan kehidupan masyarakat Waerebo dan melihat pertunjukan budaya adat penti jika acara tersebut dilaksanakan selain itu Waerebo juga menawarkan wisata tracking dengan panorama alamnya yang tak kalah cantik dan disuguhi keindahan flora dan fauna berupa pohon lokal daerah setempat dan melakukan hunting (foto) burung endemik pulau Flores dalam hutan konservasi.
Amenitas
Waerebo telah memiliki beberapa fasilitas penunjang kegiatan wisata diantaranya 4 buah toilet umum, pos jaga yang berfungsi sebagai penjualan tiket dan memeberikan informasi mengenai atura-aturan yang diberikan kepada wisatawan saat berada di Kampung Adat Waerebo. Memilki air bersih dari mata air langsung tidak berbau dan memiliki rasa yang tawar. Kampung Waerebo juga menyediakan homestay, homestay tersebut merupakan Mbaru Niang yang tidak dirubah sama sekali bentuk dan fungsi dari segala sesuatu yang berada di dalam Mbaru Niang.
Aksesibilitas
Akses menuju Waerebo yakni dengan menggunaklan kendaraan bermotor, mobil atau menggunakan jasa travel. Rute menuju Waerebo yaitu : Labuan Bajo - Ruteng - Dintor - Waerebo. Denge merupakan desa terakhir yang bisa dilalui dengan kendaraan bermotor, selanjutnya akses menuju Waerebo, wisatawan harus berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Pengelolaan
Desa Adat Waerebo dikelola oleh Lembaga Pelestari Budaya Waerebo (LPBW) sejak tahun 2007 dan diresmikan tahun 2012.
LPBW terdiri dari :
- 8 orang penasehat (Tetua/ Dewan adat dari 8 garis keturunan)
- 1 orang pendamping
- Pengurus Inti : ketua (1 orang), Wakil (1 orang) sekretaris (1 orang), bendahara (2 orang)
-Pengawas : Ketua ( 1 orang), Walkil ( 1 orang), Anggota ( 3 Orang)
- Karyawan : Akuntan (3 0rang)
- Kelompok Tetua Adat (10 orang)
- Manajer Harian Rumah tamu ( 5 orang)
- Kelompok Masak ibu-ibu (76 orang)
- Kelompok Kebudayaan (36 orang)
Pada Tahun 2021 Waerebo memperolah pengharagaan Anugerah Desa Wisata kategori Daya Tarik Wisata yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Penghargaan-Penghargaan Yang Di Raih Desa Wisata Waerebo:
- World Cultural Heritage (UNESCO 2012)
- Green Tourism Village (Kemenparekraf)
-Indonesian Sustainable Tourism Award (ISTA 2018)
-Anugrah Desa Wisata (ADWI 2021) Kategori Daya Tarik
-ASSEAN Community Based Tourism 2023