Tari caci adalah permainan adu ketangkasan antara dua orang laki-laki dalam mencambuk dan menangkis cambukan lawan. Dalam tarian caci ada yang sebagai pihak pemukul dan ada yang sebagai pihak penangkis. Tarian ini memperlihatkan pertarungan satu lawan satu secara bergantian. Sebelum menari, para penari biasanya ada prosesi upacara adat, seperti upacara penerimaan tamu secara adat dengan menggunakan ayam putih, dan upacara pemberian sesajian kepada leluhur. Kemudian mengganti pakaian mereka di dalam rumah adat (mbaru tembong/gendang), dan menggunakan pakaian adat Manggarai seperti selendang songket, kain songket, dan pernak-pernik yang akan digunakan (alat pemukul, alat penangkis/perisai, alat penutup kepala, dan beberapa pernak-pernik lainnya).
Dalam tarian caci hanya laki-laki yang ikut serta dalam tarian tersebut, sedangkan perempuan hanya berpartisipasi dalam acara, seperti main gong, pukul gendang, dan melayani tamu-tamu dengan menyiapkan makanan dan minuman. Tari caci biasanya dimainkan pada saat upacara-upacara penting di suatu suku atau kampung, seperti pada upacara syukuran (penti), upacara pentahbisan pastor, upacara perkawinan adat (wagal), dan upacara-upacara penting lainnya. Tempat tari caci biasanya dilaksanakan pada halaman kampung (natas), atau bisa juga di lapangan tertentu yang telah disepakati persama. Permainan dalam tari caci terdiri dari dua kelompok (kubu). Kubu di sini bukan dimaksud sebagai lawan, musuh, atau siapa yang paling hebat, melainkan mempertahankan semangat kekeluargaan. kubu yang dimaksud adalah kedua kelompok yang berasal dari kampung atau suku yang berbeda. Dengan dipertemukan kedua kubu tersebut, dapat menambah ikatan persaudaraan dalam kedua suku itu.